• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
13 Nov

Mind-Body Connection: Interaksi Antara Pikiran dan Reaksi Tubuh

by Joshua Michael Ahuluheluw, M.Psi., CMHA

Hai, Socconians!

Sadarkah Socconians bahwa segala hal yang kita lakukan "diperintahkan” oleh pikiran?Pikiran manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling mulia. Tidak hanya difungsikan untuk berpikir saja, melainkan juga memberi perintah bagi tubuh untuk melakukan suatu tindakan. Uniknya lagi, tindakan tersebut biasanya terkesan autopilot dan terjadi begitu saja.

Sebenarnya, penelitian mengenai keterkaitan pikiran dan reaksi tubuh sudah banyak. Lemon & Wagner (2013) menyampaikan bahwa beberapa penelitian biomedis menemukan hubungan yangkompleks antara pikiran dan tubuh. Adanya pikiran yang disertai dengan emosi tertentu memunculkan sebuah respons fisik yang berbeda. Tentunya bila disertai dengan pikiran dan emosi negatif akan berdampak buruk bagi kesehatan mental, ya, Socconians.

Hamilton-West (2011) menambahkan bahwa cara kita melihat dan merasakan sesuatu memengaruhi pandangan kita terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitar. Pikiran dan perasaan tersebut bisa memberikan dampak pada organ dalam tubuh kita, yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan fisik.

Proses pikiran/psikologis dan tubuh ini terjadi dua arah. Faktor pikiran dapat memengaruhi risiko penyakit fisik. Sebaliknya, penyakit fisik juga dapat memengaruhi risiko psikologis. Sebagai contoh, pada saat kita memiliki sebuah pikiran yang negatif maka tubuh akan bereaksi negatif pula — otot sekitar wajah tegang, kepala terasa pusing, suhu tubuh meningkat, dan sebagainya. Sebaliknya, bila kondisi tubuh sedang tidak baik akan memengaruhi pikiran bahkan stabilitas emosi kita — mudah tersinggung, berprasangka buruk, mudah marah, dan lainnya. (Hamilton-West, 2011)

Kajian ini juga membuat Lutgendorf dan Costanzo (dalam Hamilton-West, 2011) memunculkan sebuah konsep baru, yaitu psychoneuroimmunology (PNI) yang menjelaskan interaksi antara otak dan sistem imun kita. Terbukti bahwa interaksi psikologis-fisik berdampak pada penyebab serta progres dari sebuah penyakit.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan The American College of Family Physicians (dalam Gunawan, 2016), yang menemukan bahwa salah satu faktor terbesar seseorang bisa terserang penyakit berasal dari pikiran. Diperkirakan sekitar 90% penyakit disebabkan oleh faktor pikiran (psikis), bukan fisik (organis).

Pendekatan yang paling umum untuk mengatasi isu mind-body connection ini adalah mindfulness, yaitu sebuah teknik penanganan psikologis yang berfungsi untuk menyadari kondisi kini-di sini. Penelitian yang dilakukan oleh Lo, Ng, Chan, Lam, & Lau (2013) membuktikan bahwa mindfulness berdampak positif terhadap kesehatan mental, di antaranya dapat menurunkan gejala depresi dan kecemasan hingga meningkatkan kesehatan fisik serta psikis secara signifikan.

Interaksi antara pikiran dan tubuh tidak mudah dipahami. Singkatnya, dampak terhadap kesehatan fisik bergantung dari kemampuan individu dalam mengelola pikiran, perasaan, dan perilaku mereka. Semua kembali pada bagaimana seseorang menilai dan memberikan respons terhadap lingkungan atau kejadian sekitar.

Meskipun proses interaksi tersebut terkesan rumit, tetapi Social Connect harap hubungan kita tidak rumit, ya.

Referensi

Penulis: Joshua Michael Ahuluheluw, M.Psi., CMHA

Editor Tata Bahasa: Shayna Agasthya

Sumber Tulisan:

  1. Gunawan, A.W. (2016). The Miracle Of Mind Body Medicine: How To Use Your Mind For Better Health. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  2. Hamilton-West, K. (2011). Psychobiological Processes in Health and Illness. SAGE Publications Ltd. Diakses dari laman https://sk.sagepub.com/ pada 15 April 2021.
  3. Lemon, J.C. & Wagner, B. Exploring the Mind-Body Connection: Therapeutic Practices and Techniques. Ideas and Research You Can Use: VISTAS. 2013 Mar; 55 :1-10.
  4. Lo, H.H.M.; Ng, S.M.; Chan, C.L.W.; Lam, K.F.; Lau, B.H.P. The Chinese Medicine Construct “Stagnation” in Mind-Body Connection Mediates the Effects of Mindfulness Training on Depression and Anxiety. Complementary Therapies in Medicine, 2013 Aug; 21(4) : 348-357.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.