• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
16 Nov

Kenali Perilaku Phubbing dan Kaitannya dengan Kesepian

by Ria Tamaya Simorangkir, S.Psi

Hai, Socconians!

Di zaman yang sudah canggih ini, kita disuguhkan dengan berbagai macam teknologi, salah satunya smartphone. Smartphone ini tidak hanya membantu kita untuk berinteraksi dari jauh, tetapi juga memperbolehkan penggunanya untuk mengakses setiap saat dan kapan saja. Terkadang, sebagian dari kita memiliki kebiasaan menggunakan smartphone ketika berbicara dengan orang lain, misalnya ketika sedang mengobrol, ketika sedang makan, dan lain sebagainya.

Nah, teman-teman, perilaku ini merupakan suatu fenomena sosial, lho! Fenomena ini disebut dengan perilaku phubbing. Nyatanya, perilaku phubbing merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi, tetapi sayangnya tidak kita disadari. Phubbing sendiri berasal dari kata phone dan snubbing. Kata “phubb” dapat diartikan sebagai bentuk dari percakapan dengan orang lain yang mengganggu, karena individu yang bersangkutan lebih memilih untuk memainkan smartphone dibandingkan berinteraksi dengan orang tersebut. Singkatnya, perilaku phubbing merupakan perilaku mengabaikan dalam lingkungan sosial dengan menggunakan smartphone-nya daripada memperhatikan lawan bicara ketika sedang berinteraksi (Haigh, dalam Chotpitayasunondh & Douglas, 2016).

Perilaku phubbing ini nyatanya berkaitan dengan kesehatan mental seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar, salah satunya adalah perasaan kesepian. Beberapa penelitian menyatakan bahwa perilaku phubbing merupakan aktivitas untuk mengurangi kecanggungan berinteraksi, serta mengurangi perasaan kesepian yang dirasakan. Mereka percaya bahwa penggunaan smartphone membantunya dalam mengurangi kesepian yang dirasakannya. Hal ini dilakukan karena melalui tindakan phubbing, seseorang merasa terhubung dengan orang lain serta untuk mengatasi kecanggungan sosial.

Berikut faktor-faktor seseorang yang membuat mereka untuk berperilaku phubbing:

  1. Warning and reaction: tidak mendapatkan perhatian penuh dari lawan bicara, dan merasa kualitas interaksi yang buruk.
  2. Awareness: merasa terasingkan di lingkungan sosial dan tidak mampu dalam mengambil bagian ketika berbincang dengan orang lain.
  3. Negative feelings experienced by the other party: merasa lawan bicara tidak menganggap mereka serius dalam perbincangan tersebut.
  4. The normalization of such behavior: perilaku phubbing merupakan sesuatu yang lumrah.

Jadi, pastikan Socconians menggunakan smartphone secukupnya. Apabila kalian merasa kesepian, yuk, coba mulai untuk memberanikan diri bersosialisasi secara langsung dengan orang sekitar!

Referensi

Penulis: Ria Tamaya Simorangkir, S.Psi

Editor Tata Bahasa: Triani Apriliansyah

Sumber Pustaka:

  1. Chotpitayasunondh, V., & Douglas, K. M. (2016). How “phubbing” becomes the norm: the antecedents and consequences of snubbing via smartphone. Computers in Human Behavior, 9-18
  2. Karadağ et al. (2016). The virtual world’s current addiction: phubbing. Addicta: The Turkish Journal on Addictions, 250 269
  3. Blachnio, A., & Przepiorka, A. (2018). Be aware! if you start using facebook problematically you will feel lonely: phubbing, loneliness, self-esteem, and facebook intrusion

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.