• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
25 Jan

Agresif, Asertif, dan Pasif, Apa Bedanya, Ya?

by Daffa Tiara Kurnia Prastiwi, S.Psi.

Halo, Socconians!

Kalian pasti pernah mendengar istilah perilaku agresif, asertif, dan pasif, 'kan? Namun, apa kalian pernah mencari tahu pengertian dari tiga perilaku tadi? Nah, kali ini, Social Connect akan membahas arti perilaku agresif, asertif, dan pasif, serta perbedaan di antara ketiganya. Lebih jelasnya, yuk, simak penjelasan di bawah ini!

Pengertian dari agresif

Agresif adalah mengekspresikan sesuatu dengan cara yang berlebihan agar dapat mencapai tujuan dengan melampaui orang lain. Bersikap agresif membuat orang lain tersakiti karena penggunanya sering membuat keputusan tanpa memikirkan orang lain. Tujuan agresif sendiri, yaitu agar penggunanya dapat mencapai tujuan untuk membalas orang lain. Secara psikologis, agresif berkaitan dengan kesehatan mental seseorang yang bermakna negatif.

Ciri-ciri orang dengan perilaku agresif:

  1. Memalingkan muka saat berbicara.
  2. Punya perasaan untuk merendahkan orang lain.
  3. Menyinggung orang lain dengan kata-kata maupun perbuatan.
  4. Lebih banyak membicarakan tentang dirinya, terkait kehebatannya, dan kemampuannya dengan merendahkan orang lain.
  5. Sering membanggakan diri sendiri, terlebih ketika dipuji orang lain.
  6. Memiliki sifat “sok tahu”, tidak ingin mengalah, dan selalu membenarkan pendapatnya sendiri.
  7. Sering menyerang orang lain dengan pendapat yang dimilikinya.

Pengertian asertif

Perilaku asertif membantu dalam berkomunikasi dan membuat penggunanya mempercayai kebutuhan, keinginan, dan perasaan terhadap orang lain tanpa menyalahgunakan hak asasi manusia. Perilaku asertif dapat digunakan sebagai alternatif perlindungan dari perilaku pasif, agresif, dan manipulatif. Bersikap asertif bukan hanya bisa mengatasi hal negatif dan situasi bermasalah, tetapi juga sering digunakan untuk mengambil langkah positif dan konstruktif ke depan sehingga dapat menjaga kesehatan mental tetap stabil.

Ciri-ciri orang dengan perilaku asertif:

  1. Dapat mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan langsung ke orang yang bersangkutan tanpa menjatuhkan lawan bicara.
  2. Dapat menjelaskan hal yang diinginkan dengan jelas dan tegas.
  3. Memiliki kemampuan membuat keputusan sendiri tentang karier, hubungan, gaya hidup, dan lainnya.
  4. Dapat mengorganisir kegiatan dan mempercayai penilaian diri sendiri.
  5. Mampu untuk tidak setuju, menunjukkan amarah, kasih sayang, persahabatan, serta mengakui ketakutan dan kecemasan dirinya.
  6. Dapat membuat batasan terhadap sesuatu atau seseorang yang mengganggu kenyamanan dan keamanannya.
  7. Dapat menerima dan menanggapi kritik, cemooh, dan kemarahan, serta dapat mengekspresikan, mendukung, dan mempertahankan pendapat.

Pengertian pasif

Berperilaku pasif dapat menimbulkan perasaan sulit dan cemas karena mengizinkan orang lain mengambil keputusan untuk dirinya. Perilaku pasif membuat seseorang jarang mencapai kebutuhan dan tujuan sehingga membuatnya marah dan menyalahkan diri sendiri. Pada umumnya, orang dengan perilaku pasif memiliki harga diri yang rendah dan sulit mengenali kebutuhan. Ia memilih mempercayai orang lain alih-alih dirinya sendiri.

Ciri-ciri orang dengan perilaku pasif:

  1. Perilaku menarik diri dan menghindar dari lingkungan sekitar.
  2. Sulit mengekspresikan pikiran, keinginan, dan perasaan.
  3. Cenderung memiliki perkembangan pribadi yang lambat.
  4. Selalu meminta orang lain mengambulkan keputusan untuknya.
  5. Tidak mempercayai diri sendiri.
  6. Jarang berkomunikasi dengan orang di sekitar.
  7. Memiliki sikap yang cenderung menerima, tidak giat, dan tidak aktif.

Jika dilihat dari ketiga perilaku di atas, Socconians tentunya sudah paham, 'kan, perbedaan dari perilaku agresif, asertif, dan pasif? Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Socconians, ya!

Referensi

Penulis : Daffa Tiara Kurnia Prastiwi S.Psi

Editor Tata Bahasa : Sevilla Nouval Evanda

Sumber Tulisan :

  1. Alberti, R., & Emmons, M. (2017). Your Perfect Right. Canada: Impact Publishers.
  2. Asta, Derina (2019). Contoh Perilaku Agresif dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses dari laman dosenpsikologi.com tanggal 28 Agustus 2021.
  3. Lestari, Santi Titik. (2019). Sedikit demi Sedikir Mari Tinggalkan Sikap Pasif. Diakses dari laman web Kompasmania.com tanggal 28 Agustus 2021.
  4. Lindenfield, G. (2014). A Self–help Assertiveness Programme for Men and Women. London: Harper Collins Publishers.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.