• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
28 Jun

Mengenal Perilaku Perundungan di Tempat Kerja

by

Hai, Socconians!

Istilah perundungan atau bullying mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Umumnya masyarakat mengira hal ini hanya terjadi sampai di tingkat lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas saja. Namun, tahukah kalian perundungan bisa terjadi sampai di tempat kerja? Sebelum Social Connect membahas lebih dalam, mari pahami definisi dari perundungan itu sendiri, yuk!

Perundungan dapat diartikan sebagai pelecehan, merendahkan, mengucilkan, atau tindakan negatif lainnya terhadap orang lain. Pengertian tersebut dikategorikan sebagai perundungan apabila memenuhi kriteria tertentu, yaitu dilakukan dengan tingkat frekuensi tertentu secara terus-menerus dan rentang waktunya yang terjadi setidaknya seminggu sekali serta minimal selama enam bulan berturut-turut.

Tidak jarang tindakan tersebut disertai intensitas permusuhan yang diwujudkan perbuatan serta ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Ketidakseimbangan yang dimaksud adalah penyalahgunaan kekuatan oleh pelaku secara tidak sah untuk melanggar batas norma di tempat kerja. Efek tindakan tersebut akan membuat korban merasa tertekan dan stres sehingga mereka tidak berdaya untuk melawan.

Perundungan yang terjadi di tempat kerja dipicu oleh persaingan dan lingkungan kerja yang tidak sehat seperti desain kerja, konflik peran dalam perusahaan, dan beban pekerjaan. Dampak dari perundungan yang terjadi di tempat kerja berbahaya lho Socconians, korban perundungan memiliki risiko mengalami gangguan stres pascatrauma dan depresi. Perundungan juga merugikan perusahaan karena karyawan akan cenderung tidak loyal pada perusahaan, memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah, sering membolos, dan tidak produktif.

Isu perundungan tempat kerja ternyata terjadi di berbagai negara, lho. Pada 2014-2015, Organisasi Safe Work Australia mendata setidaknya 10% atau satu dari sepuluh orang pekerja pernah mengalami perundungan. Mirisnya, jumlah ini meningkat 3% dibandingkan dengan data sebelumnya pada 2011. Sebuah survei lainnya dari Workplace Bullying Institute pada 2017 menunjukkan seperlima pekerja di Amerika atau sekitar 30 juta orang pekerja pernah mengalami penindasan di tempat kerja.

Angka sebesar itu mencakupi orang-orang dengan berbagai posisi di tempat kerja, baik itu atasan, bawahan, ataupun sesama rekan kerja yang berpotensi menjadi korban. Sasaran tindakan tersebut umumnya berkaitan dengan aspek individu, seperti ras, budaya, usia, agama atau kepercayaan spiritual, jenis kelamin, orientasi seksual, disabilitas, dan aspek lingkungan kerja.

Bentuk perundungan yang dilakukan pun beragam, mulai dari serangan fisik, psikis (olok-olok dan upaya menjatuhkan mental), dan tindakan tidak langsung seperti mengintimidasi dan mengucilkan. Untuk pembahasan lebih lanjut, berikut ini beberapa contoh bentuk perundungan di tempat kerja.

1. Perundungan Terhadap Aspek Individu

a) Menyebar gosip/rumor jelek secara langsung atau melalui media sosial

b) Memaki atau mencemooh dengan sengaja

c) Sentuhan yang sifatnya melecehkan secara seksual

d) Ucapan untuk memusuhi

e) Memberikan ancaman kekerasan

f) Mengucilkan seseorang dari pertemanan

g) Bercandaan yang merendahkan dan menjatuhkan mental

h) Intimidasi, seperti menggertak, menggebrak meja, dan lainnya

2. Perundungan Terhadap Aspek Lingkungan Kerja

a) Memberi beban kerja dan tenggang waktu yang tidak masuk akal

b) Menempatkan pekerja pada situasi berbahaya

c) Pengawasan berlebihan saat bekerja

d) Menghilangkan tanggung jawab kerja tanpa alasan yang jelas

e) Memberikan kritikan berlebihan pada hasil atau proses kerja

f) Sengaja menggagalkan proses kerja dan promosi jabatan

Nah, sekarang Socconians telah mengenali konsep perundungan di tempat kerja. Jika Socconians mengalami hal ini, ingatlah kamu tidak sendiri. Carilah rekan kerja yang sekiranya memiliki kepedulian lebih atau pihak berwenang yang bisa membantu mengatasi isu ini. Apabila perundungan yang terjadi benar-benar mengganggu kesehatan fisik dan mental Socconians, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Semoga kita semua bisa terbebas dari perundungan di mana pun kita berada, ya!

Referensi

Penulis : Cyntia Dewi

Editor in Chief : Finda Rhosyana

Editor Medis : Anissa Nur Khalida, S.Psi

Sumber Tulisan :

  1. Einarsen, S., Nielsen, M.B. 2015. Workplace bullying as an antecedent of mental health problems: a five-year prospective and representative study. Int Arch Occup Environ Health. 88:131-142. doi: 10.1007/s00420-014-0944-7
  2. Morrall, S. Unquhart, C. 2004. Bullying and harassment in the workplace. Legal Information Management. 4:164-167. doi: 10.1017/S1472669604001719
  3. Namie, G. 2017. 2017 Workplace Bullying Institute U.S Workplace Bullying Survey. Workplace Bullying Institute
  4. Nielsen, M. B., & Einarsen, S. (2018). What we know, what we do not know, and what we should and could have known about workplace bullying: An overview of the literature and agenda for future research. Aggression and Violent Behavior
  5. Potter, R.E., Dollard, M.F., Tuckey, M.R. 2016. Bulying and harassement in australian workplaces: results from the australian barometer project 2014/2015. Canberra: Safe Work Australia
  6. Samnani, A.K, Singh, P. 2016. Workplace bullying: considering the interaction between individual and work environment. Journal of Business Ethics. 139(3): 537-549. doi: 10.1007/s10551-015-2653-x
  7. Silviandari, I.A., Helmi, A.F. 2018. Bullying di tempat kerja indonesia. Buletin Psikologi. 26(2): 137-145. doi: 10.22146/buletinpsikologi.38028

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.