• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
03 Jul

Melawan Autisme dengan Semangat

by

Hai, Socconians!

Apakah ada di antara Socconians yang memiliki hubungan dengan seseorang yang sedang mengidap autisme? Entah itu teman, kerabat, keluarga, atau tetangga yang biasa kamu jumpai di sekitar rumah? Mungkin di antara Socconians terbesit rasa untuk sekadar ingin ramah dan dekat dengan mereka agar bisa sedikit membantu. Akan tetapi, Socconians bingung bagaimana harus memulainya dan malah merasa bersalah karena takut menyinggung perasaan. It’s ok, Socconians, karena dengan menumbuhkan rasa peduli saja sudah cukup membantu perkembangan diri mereka, lho. Hal itu akan membuat mereka merasa lebih dicintai dan lebih dihargai. Namun, untuk bisa berkontribusi lebih, sebelumnya Socconians harus paham dulu, nih, seperti apa autisme itu.

Autisme adalah gangguan perkembangan yang dapat mengganggu kemampuan untuk berkomunikasi atau berinteraksi pada seseorang. Autisme dapat diderita oleh seseorang sejak bayi, dan untuk menanganinya dengan baik diperlukan pemeriksaan medis. Selain itu, juga diperlukan kepedulian yang tinggi terhadap tumbuh kembang anak agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir sedini mungkin. Selanjutnya, untuk lebih mengetahui penanganan apa yang dapat kita lakukan kepada pengidap autisme, kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis autisme yang diderita oleh seseorang. Terdapat 2 jenis autisme, yaitu low functioning autism dan high functioning autism. Keduanya dibedakan satu dengan yang lain dari perbedaan IQ anak. Seseorang dengan low functioning autism memerlukan lebih banyak bantuan dari sekitarnya untuk bisa beraktivitas dengan normal, sementara yang mengidap high function autism mampu dididik untuk bisa berperilaku normal walaupun memerlukan pengawasan ekstra.

Sebagai teman, yang dapat kita lakukan adalah membangkitkan rasa kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang yang mengidap autisme. Setelah kita mengetahui seseorang mendapatkan label autisme, apa yang dapat kita lakukan? Kita bisa menjadi pendukung setiap kegiatan yang mereka lakukan dan memberikan mental support dengan menyampaikan pesan bahwa autisme bukanlah akhir dari dunia. Kita bisa membantu mereka menemukan minat dari hal yang mereka lakukan, misalnya dalam bidang seni dengan melukis, bernyanyi, atau modeling. Bisa juga dalam bidang kerajinan dengan membuat barang jadi yang bisa menghasilkan ataupun hal lain yang mampu membangkitkan minat mereka.

Dengan membangkitkan semangat mereka dalam melakukan kegiatan yang mereka sukai, mereka akan lebih mudah dalam menikmati dan menghargai hidup yang mereka jalani. Selain itu, Socconians juga dapat berperan sebagai mental supporter dengan cara membantu dan membangkitkan rasa kepercayaan diri mereka. Sebagai contoh, Socconians bisa memberikan mereka semangat, membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya, atau sekadar menjadi pendengar yang baik agar mereka bisa merasa lebih dihargai. Dengan melakukan hal-hal di atas, Socconians sudah berperan dalam membantu mereka dengan membangkitkan rasa semangat yang mereka miliki. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak pengidap autisme yang sering melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti menggunting kertas atau hobi lainnya, kemampuan motorik halusnya dapat meningkat secara signifikan. Selain itu, mereka juga menjadi lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Walaupun hal kecil yang kita lakukan sering dianggap sederhana oleh sebagian orang, terkadang hal tersebut berguna bagi banyak orang di sekitar kita. Maka dari itu, jangan takut untuk membantu dan menebarkan kebaikan di sekitarmu ya, Socconians.

Referensi

Penulis : Annisyah Maulidinna

Editor-in-Chief : Aulia Madina, Hafiza Dina Islamy

Editor Medis: Anissa Nur Khalida, S.Psi

Sumber Tulisan :

  1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder V”. United State: American Association Publisher.
  2. Nuraini Fauziah Kurni. (2009). ”Strategi dan Teknik Pembelajaran pada Anak Dengan Autisme”. Jurnal Pendidikan UNSRI. Vol. 29, No.0.
  3. Tania Intan. (2019). *“*Pemberdayaan dan Edukasi Terhadap Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Penyandang Autisme di Wilayah Kabupaten Garut”. Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.