• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
23 Jul

Hubungan Erat Bullying dan Stuttering

by Ayu Putri Ashilah

Hai, Socconians!

Gagap atau stuttering merupakan jenis gangguan berbicara yang ditandai oleh pengulangan atau perpanjangan penyebutan suatu kata. Stutters atau seseorang dengan gagap memiliki beberapa gejala fisik seperti bibir gemetar, mata berkedip berlebihan, wajah tegang, mengepalkan tangan, dan otot wajah berkedut.

Gagap bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Developmental

Gagap yang disebabkan oleh faktor genetik, dan biasanya muncul sebelum umur pubertas, atau saat anak berusia 2—5 tahun.

2. Neurogenik

Gagap yang disebabkan oleh gangguan pada otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara.

3. Psikogenik

Gagap yang disebabkan oleh trauma atau masalah dalam pemikiran atau penalaran.

Bullying pada Penderita Stuttering

Bullying merupakan perilaku yang melibatkan kekerasan fisik atau verbal yang dilakukan untuk mengintimidasi orang lain. Seseorang dengan stutters kerap kali menjadi sasaran bullying.  Mereka dianggap lebih lemah karena kemampuan berbicara mereka yang tidak fasih sehingga kurang dapat diterima dalam bersosialisasi. Penelitian yang pernah dilakukan menjelaskan bahwa anak dengan stuttering tiga kali lebih mungkin menjadi korban bullying daripada anak yang fasih.

Bullying memiliki dampak buruk bagi stutters, beberapa di antaranya yaitu:

  1. Bullying membuat stutters menjadi menjadi tidak percaya diri, pendiam dan takut menyampaikan pemikiran mereka.
  2. Rasa tidak percaya diri yang terbentuk mempunyai dampak negatif pada pembelajaran anak di sekolah. Akibatnya, mereka tidak bisa berpartisipasi penuh dalam kelas. Contohnya, mereka akan takut mengutarakan jawaban ketika ditanya guru dalam kelas, dan mungkin akan memilih menjawab ‘tidak tahu’.
  3. Dalam beberapa kasus, rasa cemas dan takut yang dialami karena bullying dapat memperparah kondisi stutter.
  4. Apabila bullying terjadi terus menerus untuk waktu yang cukup lama, stutters juga dapat mengalami gangguan kecemasan.

Setelah membaca artikel ini, semoga kita semua bisa menjadi lebih hati-hati ya tentang stuttering. Kalau kamu mengenal seseorang dengan stutter, yuk beri mereka dukungan lebih!

Jangan ragu cek artikel lain di Social Connect! Mari lebih peduli dengan kesehatan mental untuk diri sendiri maupun orang di sekitar kita!

Referensi

Penulis : Ayu Putri Ashilah

Editor-in-Chief : Aniesa Rahmania Pramitha Devi

Editor Medis : Keisha Alika Lie, BPsychSc

Editor Bahasa : Servita Ramadhianti dan Finda Rhosyana

Sumber Tulisan :

  1. Alodokter. Efek Bully dan Cara Mengatasinya. Diakses pada 19 Oktober 2020 dari laman https://www.alodokter.com/efek-bully-dan-cara-mengatasinya
  2. Alodokter. Gagap. Diakses pada 17 Oktober 2020 dari laman https://www.alodokter.com/gagap
  3. Blood, Gordon W. Bullying and SLPs: Enhancing Our Roles as Advocates. Diakses pada 1 November 2020 dari laman https://www.stutteringhelp.org/content/bullying-and-slps-enhancing-our-roles-advocates
  4. Furnham, Adrian and Davis, Stephen. Involvement of Social Factors In Stuttering : A Review and Assessment of Current Methodology. Diakses pada 18 Oktober 2020 dari laman https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2231609/
  5. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. 2017. Stuttering. Diakses pada 1 November 2020 dari laman https://www.nidcd.nih.gov/health/stuttering#:~:text=Stuttering is a speech disorder,a normal flow of speech
  6. Onslow, Mark Teased and bullied : the Challenges of Starting School with a Stutter. Diakses pada pada 18 Oktober 2020 dari laman https://www.google.com/amp/s/theconversation.com/amp/teased-and-bullied-the-challenges-of-starting-school-with-a-stutter-71699

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.