• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
27 Jul

Antisosial Akibatkan 3 Hal Ini, Benarkah?

by Ayu Putri Ashilah

Sebelum membahas lebih lanjut, Socconians tau nggak apa itu antisosial ? Antisosial atau Antisocial Personality Disorder (ASPD) merupakan kondisi kompleks komordibitas atau gangguan perilaku bukan bawaan pada individu yang membahayakan individu itu sendiri serta keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Penyebab gangguan kesehatan mental ini dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :

  1. Faktor biologis, misalnya struktur otak.
  2. Faktor psikososial atau pola asuh yang tidak konsisten, syarat dengan kekerasan baik fisik maupun verbal pada anak-anak dan remaja. Bentuk pola asuh yang salah dapat muncul misalnya apabila orang tua adalah pecandu alkohol atau merupakan penderita antisosial juga.

Setidaknya gangguan kesehatan mental ini dapat terdeteksi sejak usia 15 tahun dengan dipenuhinya tiga dari tujuh kriteria ini, yaitu kegagalan menyesuaikan diri dengan norma sosial, ketidakbertanggungjawaban, kecurangan, ketidakpedulian dengan kesejahteraan atau keadaan orang lain, kenekatan, kegagalan untuk membuat rencana masa depan, serta mudah marah dan bertindak agresif. Banyaknya sisi negatif tersebut mengakibatkan antisosial sering dijadikan sumber masalah dari ketiga hal ini.

1. Depresi

Antisosial dapat muncul dari pribadi khususnya pada anak dan remaja dengan depresi. Kondisi depresi dapat menyebabkan adanya ketidakstabilan emosi karena turunnya produktivitas individu yang apabila tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan menurunnya kesehatan mental individu tersebut. Apabila kondisi depresi ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan munculnya gangguan kepribadian antisosial. Semakin seseorang merasa depresi, makin tinggi pula kecenderungan perilaku antisosial.

2. Kriminalitas

Socconians, perilaku antisosial ternyata memang menjadi salah satu penyebab adanya perilaku kejahatan dan kriminalitas lho! Hal ini dibuktikan dengan ciri orang dengan antisosial, baik psikopat maupun sosiopat yang tidak memedulikan norma sehingga pelanggaran norma seperti tindak kejahatan dan kriminalitas sangat mungkin terjadi. Individu dengan antisosial yang umumnya tidak memiliki perasaan bersalah membuat individu tersebut melakukan kejahatan secara berulang-ulang. Penelitian yang dilakukan Hare pada 1991 menyebutkan adanya hubungan antara kekerasan residivisme dengan psikopat. Meskipun tidak identik dengan riwayat kriminalitas secara menyeluruh, sebagian dari jenis antisosial psikopat justru seringkali berhubungan dengan kasus kriminal yang berat.

3. Psikopat

Psikopat merupakan jenis dari antisosial, berdampingan dengan sosiopat, sehingga psikopat termasuk dalam beberapa ciri dari kepribadian antisosial (ASPD). Jadi tidak tepat jika dikatakan antisosial merupakan penyebab psikopat, ya. Lebih tepat dikatakan jika orang dengan psikopat dan sosiopat akan sama-sama memiliki ciri umum antisosial yaitu manipulatif, bertindak kasar dan kriminal, tidak bertanggung jawab, rasa penyesalan, dan tidak memiliki empati pada sesama. Socconians, meskipun termasuk jenis dari antisosial, seorang psikopat justru merupakan pribadi dengan kemampuan bersosial dan kontrol diri yang baik lho. Ia akan bersikap tenang. Namun, di balik itu ada rencana-rencana kejahatan yang disusun dengan mendetail. Perilaku tersebut berbeda dengan sosiopat yang sulit bersosialisasi dengan lingkungan, bersikap acuh sehingga cenderung menyendiri dan tidak peduli terhadap orang lain.

Nah, setelah mengetahui lebih banyak mengenai antisosial serta hubungannya dengan depresi, kriminal, dan psikopat, Socconians boleh banget menyebarkan informasi ini kepada keluarga, teman dan relasi. Yuk baca artikel-artikel lainnya dari Social Connect! Jadi aktivis peduli terhadap gangguan kesehatan mental dan lindungi kesehatan mental diri kamu, keluarga, dan orang-orang kesayanganmu!

Referensi

Penulis: Ayu Putri Ashilah

Editor-in-Chief: Kabrina Rian

Editor Medis: Pandhit Satrio Aji S. Psi

Editor Tata Bahasa: Dian Rotua Damanik dan Sulistia Ningsih

Sumber Tulisan :

  1. Budiarti S., Meilanny K., Hetty, & Deraputri, G. (2017). “Gangguan Kepribadian Antisosial pada Narapidana”. Social work Journal. Vol. 7 No. 2. Hal 1--79.
  2. Kivi, Rose. (2019). “Antisocial Personality Disorder”. Diakses dari laman healthline.com pada 05 September 2020.
  3. National Collaborating Centre for Mental Health (UK). (2010). Antisocial Personality Disorder: The Nice Guideline on Treatment, Management and Prevention. Leicester (UK): British Psychological Society.
  4. Riastiningsih, Sari dan Sidarta Nuryani. (2018). “Tingkat depresi dan jenis kelamin berhubungan dengan perilaku anti sosial pada pelajar SMA”. Jurnal Biomedika dan Kesehatan. Vol.1 No. 1.
  5. Tim Penulis Halodoc. (2020). “Sosiopat dengan Psikopat, Apa Bedanya?”. Diakses dari laman halodoc.com pada 16 September 2020.
  6. Vrisaba, Nanda & Dianovinina, Ktut. (2019). “Dinamika Kepribadian Narapidana Kasus Pembunuhan dengan Gangguan Kepribadian Antisosial”. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi. Vol. 4. Hal. 130--147.
  7. Yakeley, J., & Williams, A. (2014). “Antisocial personality disorder: New directions”. Advances in Psychiatric Treatment. Vol. 20 No. 2. Hal. 132--143.

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.