• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
23 Jul

5 Praktik Self-Compassion Untuk Menyikapi Kegagalan

by Tiorys Immanuella

Hai, Socconians!

Ketika pikiran dan emosi negatif muncul, pernahkah kamu merasa bahwa lebih mudah untuk bersikap keras pada diri sendiri? Atau mungkin pengalaman buruk seringkali bertahan lebih lama dalam pikiran? Memang tidak mudah, ya, untuk menetralkannya. Sesederhana ketika berpikir telah gagal dalam menyelesaikan tanggung jawab, apa yang langsung terpikirkan oleh Socconians? Nah, pada artikel ini, Social Connect membahas mengenai cara kegagalan mempengaruhi kita dan apa saja praktik-praktik self-compassion yang dapat dilakukan untuk pengembangan diri. Yuk, baca sambil mencoba berhenti sejenak menyalahkan diri dari kegagalan yang sudah terjadi, ya.

Kita VS Rasa Takut pada Kegagalan

Ketakutan pada kegagalan umumnya muncul ketika seseorang dihadapkan dengan kemungkinan menemui kegagalan pada tugas yang diberikan (Elliot, 1997). Ketika memikirkan kegagalan, seseorang dapat merasa termotivasi mengerjakan tugas yang diberikan untuk melindungi dirinya. Hal ini ia lakukan dengan cara berusaha menyenangkan dan tidak mengecewakan orang lain. Dampaknya, ketika mengalami kegagalan dalam mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik, ia cenderung memikirkan dan merasakan emosi negatif. Ia merasa gagal mempertahankan citra dirinya di hadapan orang lain. Hal ini kemudian dapat mempengaruhi kondisi mental dirinya akibat berkurangnya rasa percaya diri. Jika pikiran dan emosi negatif yang dirasakan tidak dikendalikan dengan baik, maka proses perkembangan diri pun dapat terhambat.

Keberhasilan dan kegagalan adalah bagian dari hidup. Maka dari itu, dengan menerima kegagalan sebagai bagian dari hidup, akan mempermudah kita menjalani hidup tanpa rasa khawatir dan takut yang berlebihan. Salah satu cara untuk dapat menerima kegagalan sebagai bagian dari hidup kita adalah dengan mempraktikkan self-compassion.

Self-Compassion untuk Kehidupan Sehari-hari

Bukan hanya membantu mengatasi rasa takut akan kegagalan, self-compassion juga dapat meningkatkan perasaan bahagia, optimis, keingintahuan, keterhubungan dengan lingkungan, menurunkan kecemasan, depresi, serta perenungan yang berlebihan. Praktik self-compassion dapat membantu mengingatkan kita bahwa kebutuhan diri sendiri sama pentingnya dengan kebutuhan orang lain. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan sebagai praktik self-compassion?

1. Mulai berhenti menyalahkan diri sendiri

Ketika memikirkan rasa takut gagal dan merasakan perasaan negatif, cobalah berlatih menerima kegagalan dan mengakui kesalahan yang telah terjadi. Ketika kita mengalaminya lagi di lain waktu, kita akan lebih mudah untuk mengontrolnya sehingga kita tetap hadir seutuhnya pada momen saat ini.

2. Percaya pada prosesnya

Tetap percaya pada prosesnya dan jadikan kegagalan sebagai bagian dari proses itu sebagai bagian dari pengembangan diri. Jadi, ketika terjadi masalah atau mengalami kegagalan, kita lebih terbiasa menemukan solusi dan berlatih untuk berpikir kritis yang membangun.

3. Jujur kepada diri sendiri

Umumnya, ketika masuk ke lingkungan baru, kita hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan agar tidak dihakimi secara negatif. Padahal, dengan menceritakan kegagalan atau pengalaman pribadi, misalnya dalam perjuangan memperbaiki kesehatan mental diri sendiri dengan sikap optimisme, justru dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membuat orang tertarik untuk bersosialisasi.

4. Selalu ingat bahwa setiap orang memiliki pendapat yang berbeda

Ketika seseorang menolak usulan kita dan menyampaikan pendapat yang berbeda, ingat bahwa hal tersebut adalah hal yang normal terjadi dalam kehidupan. Dengan pola pikir seperti itu, Socconians dapat lebih siap untuk menghadapi penolakan dan tidak terlarut dalam emosi negatif.

5. Bersikaplah proaktif

Mulailah mencoba untuk berpartisipasi ketika mengambil tindakan dalam peristiwa yang sedang terjadi. Dengan bersikap proaktif, kita dapat membantu diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Misalnya, jika kita menghindari membahas suatu masalah dalam pekerjaan, bisa jadi kita memperumit masalah yang ada di kemudian hari.

Ingat bahwa hari ini juga sama baiknya dengan hari kemarin untuk memulai mengasihi diri sendiri. Semoga artikel ini bisa membantu Socconians untuk memulai praktik self-compassion. Kunjungi Social Connect untuk membaca topik-topik seputar kesehatan mental lainnya, ya.

Referensi

Penulis : Tiorys Immanuella

Editor-in-Chief : Aniesa Rahmania Pramitha Devi

Editor Medis : Gabriella Christina Sutanto, S.Psi.

Editor Tata Bahasa : Dian Rotua Damanik dan Glaniz Izza

Sumber Tulisan :

  1. Bélanger, J. J., Lafrenière, M.-A. K., Vallerand, R. J., & Kruglanski, A. W. (2013). “Driven by fear: The effect of success and failure information on passionate individuals' performance”. Journal of Personality and Social Psychology. 104(1), 180–195. doi: https://doi.apa.org/doiLanding?doi=10.1037%2Fa0029585
  2. Chen, Serena. [HBR ORG]. (2018). "Give Yourself a Break: The Power of Self-Compassion". Diakses pada tanggal 21 November 2020 dari situs web Give Yourself a Break: The Power of Self-Compassion (hbr.org)
  3. Gunnell, Katie E., Mosewich, Amber D., McEwen, Carolyn E., Eklund, Robert C., Crocker, Peter R.E. (2017). “Don't be so hard on yourself! Changes in self-compassion during the first year of university are associated with changes in well-being”. Personality and Individual Differences. 107, 43-48. doi: https://doi.org/10.1016/j.paid.2016.11.032
  4. Neff, Kristin D. (2009). “The Role of Self-Compassion in Development: A Healthier Way to Relate to Oneself”. Educational Psychology Department University of Texas at Austin. 52:211–214. Diakses pada tanggal 21 November 2020 dari situs web https://self-compassion.org/wp-content/uploads/publications/human-development.pdf

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.