• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
24 Jul

10 Macam Perilaku Cyberbullying dan Dampaknya

by Gunardi B. Raharjo

Halo, Socconians!

Sudah pernah dengar istilah cyberbullying? Kali ini Social Connect akan membahas tentang perilaku cyberbullying dan dampaknya bagi kesehatan mental. Di sini Social Connect akan menjelaskan sedikit mengenai cyberbullying dan memberikan sepuluh contoh bagaimana perilakunya.

Cyberbullying adalah perilaku menyakiti orang lain yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali menggunakan metode komunikasi online, seperti mengirim pesan teks atau media sosial untuk mengancam, mempermalukan, melecehkan, atau merendahkan seseorang. Seiring dengan penggunaan teknologi, cyberbullying telah mendapatkan perhatian lebih dalam beberapa tahun terakhir. Dari tahun 2018--2020, sebanyak 60% dari sekitar 1000 orang tua melaporkan anaknya telah menjadi korban bullying. Secara lebih detail, 52% dari laporan yang masuk merupakan tindakan cyberbullying.

Cyberbullying dapat memberikan dampak buruk bagi orang yang mengalaminya. Sebagai contoh, bayangkan jika seseorang memposting gambar yang memalukan dari diri kalian secara online, sehingga orang lain dapat melihatnya dan bahkan meninggalkan komentar publik. Meskipun tindakan mengunggah gambar hanya dilakukan satu kali, tetapi orang lain dapat melihatnya atau merujuknya berulang kali. Hal tersebut dapat menimbulkan penghinaan dan rasa malu berulang kepada korban. Penindasan di dunia maya dapat menyebabkan remaja merasa tertekan hingga depresi, bahkan dalam beberapa kasus ekstrem dapat menyebabkan perilaku bunuh diri. Berikut adalah sepuluh macam perilaku cyberbullying :

1. Pelecehan Online

Ini merupakan bentuk cyberbullying yang sangat berbahaya. Pesan-pesan tersebut umumnya berisi kata kasar atau mengancam dan ini dapat memengaruhi kepercayaan diri serta dapat membuat mereka takut. Pesan yang dikirim terus-menerus membuktikan bahwa tidak adanya “jeda” bagi pelaku cyberbullying. Para pelaku melakukan upaya ekstrem untuk menimbulkan rasa takut dan sakit pada target bully.

2. Fraping

Fraping adalah pelanggaran serius di mana seseorang mendapatkan akses ke akun media sosial orang lain dan menyamar sebagai upaya untuk merusak reputasi mereka. Fraping dapat memiliki konsekuensi serius, terutama jika terdapat sesuatu yang benar-benar memalukan dan diunggah di dalam akun sosial medianya, mungkin akan sulit untuk menghapusnya dan memperbaiki reputasi digital korban.

3. Mengasingkan atau Outing

Yang dimaksud dengan kata mengasingkan di sini adalah ketika suatu kelompok dengan sengaja memilih dan meninggalkan seseorang dari grup online seperti grup chat. Kelompok itu kemudian meninggalkan komentar jahat kepada orang yang mereka pilih.

4. Dissing

Dissing adalah ketika orang berbagi atau mengunggah informasi kejam tentang seseorang secara online untuk merusak reputasi atau persahabatan mereka dengan orang lain. Beberapa pelaku sangat berusaha keras untuk menyakiti korban, bahkan ada yang sampai merancang website khusus untuk menyebarkan informasi bohong yang ditujukan untuk mempermalukan korban.

5. Cyberstalking

Bentuk cyberbullying ini dapat berubah menjadi ancaman secara langsung terhadap keamanan dan kesejahteraan seseorang. Cyberstalking juga dapat merujuk pada praktik penggunaan internet untuk menghubungi dan bertemu seseorang untuk tujuan seksual. Ini adalah bentuk cyberbullying yang sangat berbahaya dan dapat memiliki konsekuensi serius jika tidak segera dihentikan.

6. Profil Palsu

Profil palsu dapat dibuat agar seseorang dapat menyembunyikan identitas asli mereka dengan tujuan cyberbullying. Pelaku mungkin juga menggunakan email atau ponsel orang lain untuk melakukan cyberbullying. Pelaku cyberbully takut jika identitas mereka terungkap, sehingga mereka memilih untuk menggunakan akun palsu. Hal ini biasa dilakukan pelaku yang merupakan seseorang yang dikenal baik karena jika tidak, pelaku tidak perlu menyembunyikan identitas mereka.

7. Trolling

Trolling adalah ketika seorang pelaku bullying berusaha untuk membuat orang lain kesal dengan mengunggah komentar “memancing” secara online. Trolling mungkin tidak selalu menjadi bentuk cyberbullying, tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk mengarahkan kepada cyberbully apabila dilakukan dengan niat yang tidak baik. Pelaku biasanya orang yang belum kenal dengan korban atau tidak memiliki hubungan pribadi.

8. Flaming

Jenis intimidasi online ini secara langsung mengirimkan penghinaan dan kata-kata kotor kepada target mereka. Flaming mirip dengan trolling, tetapi biasanya akan langsung mengarah kepada korban untuk memprovokasi mereka ke perseteruan atau debat secara online.

9. Doxing

Doxing berasal dari kata "documents" terjadi ketika pelaku cyberbully melecehkan dan mengancam korban secara online untuk membalas dendam dengan mengancam akan menyebarluaskan privasi korban. Doxing dapat berupa membagikan informasi pribadi-seperti nomor Jaminan Sosial, kartu kredit, nomor telepon, dan data pribadi lainnya-kepada publik.

10. Mendukung seseorang untuk melukai diri sendiri

Beberapa pelaku cyberbullies mengancam untuk melukai korban mereka atau meyakinkan mereka untuk melukai diri mereka sendiri. Ini bisa menjadi jenis cyberbullying terburuk karena dapat menyebabkan korbannya melakukan bunuh diri.

Nah, Socconians, berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perilaku-perilaku cyberbullying merupakan bullying dengan dampak yang besar dan mematikan. Cyberbullying memang masalah yang tidak mudah dipecahkan. Akan tetapi, kesadaran dan pengetahuan merupakan langkah pertama untuk membantu menjaga Socconians tetap aman saat online. Jadi, jaga diri kamu, ya!

Referensi

Penulis: Gunardi B. Raharjo

Editor-in-Chief: Shinta Setyaningrum

Editor Medis: Lisyanti, S.Psi.

Sumber Tulisan:

  1. Cook, Sam. (2020). “Cyberbullying facts and statistics for 2020”. Diakses dari situs CompariTech pada tanggal 7 Agustus 2020
  2. Hinduja, S. & Patchin, J. W. (2014). “Cyberbullying: Identification, Prevention, & Response”. Diakses dari situs Cyberbullying Research Center pada tanggal 7 Agustus 2020
  3. Tim Penulis dari Norton US. (2020). “Kid’s Safety”. Diakses dari situs web US Norton pada tanggal 14 Juli 2020
  4. Tim Penulis Cyberbullying Research Center. (2015). “What is Cyberbullying”. Diakses dari situs web Cyberbullying Research Center pada tanggal 14 Juli 2020

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.