• Home
  • Article
  • News
  • Partnership
  • Community
  • Kolaborasi
  • Career
  • Login
21 Jul

10 Cara Praktis Orang Tua Menghadapi Anak OCD

by Kezia Stevanie Tanfriana

Hi, Socconians!

Memiliki anak dengan Gangguan Obsesif Kompulsif atau OCD tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Tidak jarang, orang tua menjadi takut dan bingung akibat perilaku anak yang tidak masuk akal. Sebagai orang tua, kamu dapat membantu anak dengan memahami OCD dan pengobatannya, serta mempelajari bagaimana mengenali dan menangani gejalanya

OCD adalah gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia dalam otak. Hal ini menyebabkan anak memiliki obsesi, yaitu kecemasan atau ketakutan yang tak terkendali, dan diredakan dengan kompulsi berupa perilaku atau ritual repetitif. Akan tetapi, kompulsi hanya memberikan ketenangan sementara, sehingga siklus obsesi-kompulsi tersebut akan terulang lagi.

Lalu, apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk membantu anak dengan perilaku seperti itu? Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan orang tua.

1. Kenali Gejalanya

Anak kamu mungkin merasa malu atau bingung dengan kecemasan yang mengganggu mereka, sehingga berusaha menyembunyikannya. Kamu harus peka dengan setiap perubahan kecil dalam perilakunya. Ingat! bahwa perubahan ini dapat terjadi secara perlahan, tetapi dapat menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan perilaku mereka sebelumnya.

2. Jelaskan pada Anak

Bicarakanlah kepada anak kamu bahwa kamu memahami keadaan mereka serta bersedia membantu dan mendengar mereka. Jelaskan bahwa kecemasan dalam pikiran mereka ditimbulkan oleh OCD dan kondisi ini dapat diperbaiki dengan penanganan yang tepat.

3. Mencari Informasi

Mengetahui informasi tentang OCD dapat membantu kamu memahami gejala dan kesulitan anak. Kamu dapat berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Berbagai buku dan internet juga menyediakan banyak informasi, tetapi pilihlah sumber terpercaya yang ditulis atau ditinjau oleh pakar kesehatan mental.

4. Modifikasi Ekspektasimu

Setiap perubahan, bahkan yang positif sekalipun, dapat membuat anak kamu merasa tertekan. Hal ini menyebabkan kompulsinya dapat meningkat dalam masa terapi atau pengobatan. Jangan memarahinya, tetapi nasehatilah dengan kata-kata yang mendukung.

5. Hindari Perbandingan dari Hari ke Hari

Menilai perkembangan pengobatan harus dilakukan dengan melihat keseluruhan perubahan sejak pengobatan dilakukan. Perbandingan hari ke hari tidak dapat merepresentasikan perkembangan. Hal itu karena gejala OCD dapat kambuh pada waktu yang tidak dapat ditebak. Ingatkan anak kamu bahwa ada kesempatan lain untuk memperbaiki perilaku mereka.

6. Pujilah Setiap Peningkatan Kecil

Memuji dan mengakui keberhasilan kecil anak kamu dalam mengurangi perilaku repetitifnya dapat mendorongnya untuk terus mencoba.

7. Mendukung Pengobatan dengan Pakar Kesehatan Mental

Dedikasi dan komitmen orang tua sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pengobatan pada anak. Carilah pakar kesehatan mental yang terpercaya. Temani anak saat terapi dan pastikan untuk menghadiri setiap sesi terapi. Taati anjuran obat yang diberikan. Catat perilaku anak kamu dan tanyakan kekhawatiranmu pada pakar kesehatan mental anak.

8. Usahakan Komunikasi yang Singkat dan Sederhana

Hindari penjelasan masuk akal dan perdebatan panjang ketika anak kamu terus-menerus bertanya untuk meyakinkan diri, seperti, “Apakah saya telah mengunci pintu?” atau “Apakah saya telah mencuci dengan bersih?” Jawablah dengan singkat karena memang sulit bagi anak kamu untuk menoleransi ketidakpastian.

9. Pertahankan Rutinitas Keluarga

Jangan berusaha menghindarkan anak kamu dari hal-hal yang dapat memicu kecemasannya atau membiarkan anak kamu menuntut sesuai dengan obsesinya. Hal ini dapat memperburuk gejala OCD-nya. Menerapkan batasan dan negosiasi dengan anak dapat membantu mengatasi kecemasannya sendiri sambil mengingat kebutuhan keluarga.

10. Mencari Dukungan Luar

Menangani anak dengan gangguan kesehatan mental dapat menguras tenaga, pikiran, dan emosi kamu, sehingga membuat kamu tertekan dan putus asa. Jaga kesehatan mental kamu dengan berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental dan bertukar pikiran dengan orang tua yang mengalami hal yang serupa, serta membaca kisah sukses yang dapat memotivasi kamu.

Hal yang tak kalah penting Socconians, percayalah bahwa anak kamu dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Tetap optimis dan jangan menyerah dalam setiap upayamu, ya!

Referensi

Penulis : Kezia Stevanie Tanfriana

Editor-in-Chief : Aniesa Rahmania Pramitha Devi

Editor Medis : Gabriella Christina Sutanto, S. Psi.

Editor Tata Bahasa : Servita Ramadhianti dan Finda Rhosyana

Sumber Tulisan :

  1. Linda. Spiro. (2020). “Kids and OCD: The Parents' Role in Treatment”. Diakses pada tanggal 11 September 2020 dari situs website https://childmind.org/article/kids-and-ocd-the-parents-role-in-treatment/
  2. Tim Penulis. “Managing OCD in Your Household”. Diakses pada tanggal 11 September 2020 dari situs website https://kids.iocdf.org/for-parents/managing-ocd-in-your-household/
  3. Tim Penulis. 2006. “Obsessive Compulsive Foundation of Metropolitan Chicago”. How to Help Your Child - A Parent’s Guide to OCD. Chicago. Diakses pada 11 September 2020 dari situs website https://adaa.org/sites/default/files/How-to-Help-Your-Child-A-Parents-Guide-to-OCD.pdf
  4. Tim Penulis. Obsessive-Compulsive Disorder (for Parents). Diakses pada tanggal 11 September 2020 dari situs website https://kidshealth.org/en/parents/ocd.html
  5. Tim Penulis. Obsessive-Compulsive Disorder Basics. Diakses pada tanggal 11 September 2020 dari situs website https://childmind.org/guide/obsessive-compulsive-disorders/

Artikel Lainnya!

14 Aug

4 Cara untuk Meningkatkan Self-Image Kita

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Self-image adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri secara baik atau buruk. Jika kita seringkali membanding-bandingkan diri kita dan membentuk sebuah pemikiran, “Kalau kita tidak sukses (seperti yang lain), kita tidak berharga”. Alhasil, self-image kita akan merosot. Berikut empat cara untuk meningkatkan self-image kita!

Read More
12 Aug

Meningkatkan Kualitas Hubungan: Know Yourself Better

by Michelle Adi Nugraha, S. Psi.

Apakah Socconians sudah mengenali diri kalian lebih baik? Dengan mengenali diri kita sendiri, kita bisa meningkatkan kualitas hubungan kita dengan diri kita sendiri, lho! Selayaknya ketika kita ingin berkenalan dengan orang lain, mengenali diri kita sendiri menggunakan pendekatan yang serupa.

Read More
10 Aug

Mengetahui Lebih Banyak Tentang Toxic Relationship

by Rizka Siti Nur Rachmawati, S.Psi

Socconians pernah dengar apa itu toxic relationship? Saat ini tidak jarang ditemui bahwa apa yang kita anggap tidak sehat belum tentu orang lain juga akan sependapat. Ada beberapa hal dasar yang perlu sama-sama Socconians ketahui tentang tanda-tanda hubungan toxic relationship. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini!

Read More

Get to know us at please send email to halo@socialconnect.id

© Social Connect 2019-2025 All rights reserved.